Aula Pondok Pesantren Darun Najah Al ‘Irfany, Patrang, Jember, Selasa (17/6), mendadak ramai oleh diskusi santri putri (santriwati). Mereka tidak sedang melakukan diskusi atau kajian kitab kuning. Kali ini mereka diajak untuk mengenal lebih jauh tentang dunia media sosial. Ruang digital yang selama ini hanya dapat mereka akses saat liburan tiba.
Melalui program bertajuk “Social Media Expert for Teenagers,” tim dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember memberikan pelatihan literasi digital kepada sekitar 150 santri putri tingkat SMA sederajat di Pondok Pesantren Darun Najah Al ‘Irfany. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang digagas oleh Sukron Makmun, S.Sos., M.Si, bersama Nurcahyaning Dwi Kusumaningrum, Sari Dewi Poerwanti, dan Nurina Adi Paramitha.
“Aturan saat di pesantren melarang para santri untuk membawa HP, namun saat di rumah tidak jarang mereka akan sibuk dengan media sosial masing-masing. Oleh karena itu mereka harus diajari dan dibekali apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat bermedia sosial,” ujar Sari Dewi Poerwanti usai memberikan materi.
Menurut perempuan yang akrab disapa dengan Sari ini, ketika para santri tidak diberi bekal pengetahuan terkait media sosial akan berpotensi menimbulkan masalah. Penggunaan media sosial yang serampangan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Akses terhadap media sosial tetap terbuka lebar saat musim liburan pondok. Di saat itulah potensi bahaya muncul. Misalnya oversharing, penyebaran konten pribadi tanpa filter, hingga penggunaan media sosial tanpa pemahaman etika,” imbuh Sari.
Sementara itu Gus Irfan Muktasimbillah Pengasuh Pondok Pesantren Darun Najah Al ‘Irfany mengapresiasi langkah edukatif ini. Menurutnya, kegiatan pengabdian ini sebagai bentuk penjagaan terhadap akhlak dan sebuah upaya preventif diera digital.
“Kami bersyukur ada kegiatan seperti ini. Selepas kegiatan ini kami harap para santri putri lebih hati-hati, tidak sekadar ikut-ikutan tren dalam bermedia sosial. Karena ada tanggung jawab moral dalam setiap unggahan,” ujar Gus Irfan.
Dalam kegiatan pengabdian ini para santriwati diajak dalam beberapa simulasi. Para santriwati diajak menganalisis unggahan-unggahan di media sosial. Mana yang melanggar privasi, mana yang bersifat manipulatif, dan mana yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan.
