Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (FISIP UNEJ) menjadi tuan rumah dalam audiensi strategis bersama perwakilan kementerian terkait peluncuran program nasional “Trans Patriot” dan percepatan hilirisasi komoditas unggulan. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang FISIP UNEJ pada Kamis (23/10) ini dihadiri oleh jajaran dekanat, akademisi, mahasiswa, serta delegasi kementerian yang membidangi transmigrasi dan percepatan pembangunan daerah tertinggal. Forum ini menjadi jembatan penting antara kebijakan pemerintah pusat dengan kajian akademis di daerah.
Dalam paparan utamanya, perwakilan kementerian menjelaskan bahwa program “Trans Patriot” tahun 2025 ini merupakan evolusi dari program transmigrasi konvensional. Program ini tidak hanya berfokus pada perpindahan penduduk, melainkan penempatan sumber daya manusia (SDM) unggul yang memiliki jiwa patriotisme untuk membangun kawasan perbatasan dan daerah penyangga pangan nasional. Pemerintah menekankan bahwa kesuksesan program ini sangat bergantung pada kesiapan sosial budaya masyarakat setempat dan pendatang, sebuah aspek yang menjadi keahlian utama para akademisi di FISIP.
Diskusi kemudian mengerucut pada topik hilirisasi komoditas unggulan yang menjadi penopang ekonomi di kawasan target “Trans Patriot“. Kementerian menyoroti pentingnya mengubah paradigma ekonomi dari sekadar menjual bahan mentah menjadi produk olahan bernilai tambah. Dalam konteks wilayah Jember dan sekitarnya yang dikenal sebagai lumbung perkebunan seperti kopi, kakao, dan tembakau, hilirisasi dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi generasi muda di pedesaan.
Dekan FISIP UNEJ menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesiapan universitas untuk mendukung melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pihak kampus berkomitmen untuk menerjunkan mahasiswa dan dosen dalam skema riset serta pengabdian masyarakat guna memetakan potensi konflik sosial dan merancang model bisnis hilirisasi yang inklusif. Kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis data (evidence-based policy) agar program hilirisasi tidak hanya menguntungkan investor besar, tetapi juga memberdayakan ekonomi kerakyatan.
Acara audiensi ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pelibatan mahasiswa dalam program magang di kawasan pengembangan “Trans Patriot“. Sinergi antara pemerintah dan institusi pendidikan tinggi seperti UNEJ ini diharapkan menjadi katalisator tercapainya swasembada pangan dan kemandirian ekonomi daerah, sejalan dengan visi besar pemerintah menuju Indonesia Emas.