Pimpinan Redaksi Humas Universitas Jember Iim Fahmi Ilman, S.Kom., M.A dan Jurnalis LKBN Antara Jember Zumrotun Solichah menjadi pemateri dalam pelatihan penulisan berita pada website dan media sosial yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (FISIP UNEJ), Selasa (10/10/2023). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Internasional FISIP dan diikuti oleh perwakilan dari seluruh organisasi kemahasiawaan (Ormawa) di lingkungan FISIP.

Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu upaya pihak dekanat FISIP dalam menyikapi pentingnya keterbukaan informasi juga dalam mempersiapkan tahun 2025 sebagai tahun prestatif. Peran kehumasan menjadi penting untuk membangun citra positif masing-masing ormawa. Kelak pada waktunya output dari humas berupa pemberitaan atas pencapaian dan program ormawa akan meningkatkan branding FISIP bahkah UNEJ.

Dalam kegiatan pelatihan tersebut dibagi dua sesi.  Sesi yang pertama disampaikan oleh Iim fahmi Ilman, dalam pemaparannya Iim menjelaskan tentang  definisi humas, pentingnya humas dalam suatu organisasi, strategi pemasaran dalam humas, dan media dalam humas. menurut ia humas memiliki peran yang strategis dalam membangun citra positif perguruan tinggi.

“Citra perguruan tinggi sangat penting untuk mendukung kerjasama dengan perguruan tinggi lain terutama yang di luar negeri. Humas Itu, mata, telinga, dan mulut lembaga yang akan menentukan citra lembaganya,” ungkapnya.

Sesi yang kedua disampaikan oleh Zumrotun Soloicha, ia lebih banyak memberikan penjelasan terkait teknis dalam melakukan reportase dan menyusun berita.

“Reportase merupakan Teknik meliput berita, reportase penting karena menjadi pintu jurnalis untuk membuat berita. Teknik reportase meliputi; observasi, wawancara, dan studi literatur. Melakukan reportase harus sesuai kode etik jurnalistik. Dalam suatu berita harus memenuhi unsur  5w dan 1h,” ucapnya.

Zumrotun juga berpesan bahwa seorang jurnalis harus peka pada keadaan di sekelilingnya, dan memiliki kebijaksanaan dalam menanggapi kondisi yang tidak menentu saat terjun dilapangan.

“Membuat reportase harus membuka mata, telinga, dan hati. Jurnalis tidak hanya merekam keadaan, tetapi ada hal yang lebih urgent. Ketika ada orang yang membutuhkan pertolongan dengan segera bahkan dalam keadaan yang kritis apa yang harus dilakukan oleh seorang reporter adalah ikut menolong terlebih dahulu sebagai sesama, kemanusiaan lebih utama dari tugas yang di bebankan,” tegasnya.

Disisi lainnya, kegiatan pelatihan yang diadakan FISIP UNEJ ini dimulai dari Jam 09:00 sampai 16.00 WIB yang dibuka oleh Dekan FISIP Dr. Djoko Poernomo, M.Si dan wakil Dekan III (Kemahasiswaan) Dr. Edy Wahyudi, S.Sos., M.M. Beberapa dosen terutama yang tergabung dalam humas FISIP juga turut hadir dalam kegiatan ini.