Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan dua lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkemuka, yakni Tanoker Ledokombo dan Migran Care. Komitmen kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di lingkungan FISIP Unej pada hari Senin, 14 Juli 2025. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus pada isu-isu sosial krusial seperti pengembangan komunitas dan perlindungan pekerja migran.
Penandatanganan MoU ini dihadiri oleh Ketua Program Studi Sosiologi, Rosnida Sari, S.Ag., M.Si., PhD., jajaran pimpinan fakultas, serta perwakilan dari Tanoker dan Migran Care. Dalam sambutannya, Rosnida menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting untuk mendekatkan dunia akademis dengan realitas sosial di lapangan. Menurutnya, Tanoker dan Migran Care adalah laboratorium sosial yang sangat kaya akan data dan pengalaman, yang akan menjadi sumber pembelajaran berharga bagi mahasiswa dan dosen.
“Kemitraan ini akan membuka ruang luas bagi mahasiswa kami untuk terlibat langsung dalam program-program pemberdayaan komunitas bersama Tanoker, serta melakukan kajian dan advokasi isu pekerja migran bersama Migran Care. Ini sangat sejalan dengan semangat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa bisa belajar dari para praktisi ahli,” ujarnya. Ia menambahkan, bagi para dosen, kerja sama ini akan memfasilitasi penelitian kolaboratif yang lebih berdampak dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jember yang dikenal sebagai salah satu kantong pekerja migran.
Pihak Tanoker Ledokombo menyambut baik sinergi ini. Perwakilan mereka menjelaskan bahwa kehadiran akademisi dapat memberikan landasan teoretis dan metodologi penelitian yang kuat untuk mengevaluasi dan mengembangkan program-program berbasis komunitas yang telah mereka jalankan. Sementara itu, perwakilan Migran Care menekankan urgensi kolaborasi dengan universitas untuk menghasilkan riset-riset berbasis data yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi kebijakan perlindungan pekerja migran kepada pemerintah.
Melalui MoU ini, ketiga pihak sepakat untuk mengimplementasikan sejumlah program bersama dalam waktu dekat. Rencana tersebut mencakup penyelenggaraan kuliah tamu, lokakarya bersama, program magang atau praktik kerja lapangan bagi mahasiswa, serta proyek penelitian dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi. Diharapkan, sinergi antara akademisi dan praktisi ini tidak hanya memperkaya wawasan keilmuan, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi penyelesaian masalah sosial di tingkat lokal maupun nasional.


